Israel Kelabakan: Bantah Pengakuan Prajurit Tembaki Warga Antre Bantuan di Gaza

🔥 Laporan Mengguncang & Pengakuan Prajurit

Media Israel Haaretz mengungkap pernyataan mengejutkan dari beberapa tentara IDF yang menyatakan mereka mendapatkan perintah menembaki warga Palestina yang mengantre bantuan pangan di Gaza—walaupun warga tidak membawa senjata dan dianggap tidak berbahaya timesofindia.indiatimes.com+6aljazeera.com+6youtube.com+6.
Seorang prajurit bahkan menggambarkannya sebagai “lapangan pembantaian”, dengan korban tewas mencapai 1 hingga 5 orang setiap hari selama pengantre menunggu bantuan .


🛡️ IDF Tegaskan Tak Ada Perintah Menembak Warga Sipil

Menanggapi klaim tersebut, IDF dengan tegas menyatakan, “Tidak ada pasukan yang diperintahkan untuk menembak warga sipil.” Media Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut laporan itu sebagai “fitnah darah” terhadap militer mereka .
IDF menekankan bahwa petunjuk militer melarang serangan terhadap warga sipil, dan semua indikasi penggunaan kekuatan sudah diperiksa. Kini, investigasi resmi tengah dijalankan oleh Military Advocate General atas kemungkinan pelanggaran hukum perang .


🏥 Dampak Kemanusiaan: Ratusan Korban

  • Sejak akhir Mei 2025, lebih dari 500 warga Palestina tewas dan ribuan luka-luka akibat penembakan saat mengantre di pusat distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) reuters.com+10apnews.com+10timesofisrael.com+10.

  • Organisasi internasional seperti MSF menyebut distribusi bantuan tersebut sebagai “pembantaian yang menyamar jadi kemanusiaan”, dan Sekjen PBB menggarisbawahi sistem distribusi itu dinilai “sangat berbahaya” .


⚖️ Investigasi dan Tekanan Internasional

  • IDF telah memulai penyelidikan pelanggaran hukum perang atas insiden-insiden ini, dan menyatakan akan menindak tegas jika terjadi penyimpangan instruksi .

  • Komunitas internasional, termasuk PBB dan kelompok kemanusiaan, menuntut transparansi penuh dan perubahan drastis dalam prosedur distribusi bantuan agar warga sipil tidak terancam.


📌 Kesimpulan

Situasi ini menimbulkan dilema moral dan hukum yang dalam:

  • Pengakuan internal menunjukkan perintah untuk menembak meski warga tak bersenjata.

  • Bantahan resmi dan investigasi IDF memperlihatkan tekanan internal terhadap militer.

  • Korban sipil terus bertambah, walau niatan distribusi bantuan kemanusiaan harusnya menyelamatkan mereka.

Dunia kini mengamati, apakah Israel mampu menjamin keselamatan warga sipil saat menyalurkan bantuan, atau jika kebijakan ini akan berujung pada eskalasi insiden serupa.

  • Related Posts

    Ekonomi Digital Indonesia: Dari Startup ke Raksasa Global

    Indonesia telah menjelma menjadi salah satu kekuatan utama dalam ekonomi digital Asia Tenggara. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan tingkat adopsi teknologi yang pesat, negara ini menyaksikan transformasi…

    Amerika Latin: Ekonomi Meksiko & Retaliasi Tarif dalam Perang Dagang Global

    Meksiko menghadapi tantangan ekonomi signifikan akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Pada 1 Agustus 2025, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif 30% pada semua produk impor dari Meksiko,…

    You Missed

    Ada Apa Dengan Cinta – Melly Goeslaw & Eric: Lagu Ikonik Generasi 2000-an

    Judul: Persebaya Incar Kemenangan Kandang Pertama di Super League, Dihantui Rekor Buruk Lawan Bali United

    Pergilah Kasih – D’Masiv: Melepaskan dengan Keikhlasan

    Surti-Tejo – Jamrud: Humor dan Cinta dalam Musik Rock

    Viral di Yogyakarta: Bendera One Piece Jadi Simbol Perlawanan Mahasiswa

    Barcelona Menang Tipis 1-0 atas Sevilla di Camp Nou, Lewandowski Jadi Penentu