Jakarta, 27 Juni 2025 — Menteri Pertahanan RI yang juga Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto, kembali menjadi sorotan internasional setelah dilaporkan mengambil peran aktif dalam upaya meredam konflik berkepanjangan di Myanmar. Dalam kapasitasnya sebagai tokoh penting ASEAN dan pemimpin berpengaruh di kawasan, Prabowo disebut menginisiasi dialog antara junta militer Myanmar dan kelompok oposisi.
Langkah diplomatik ini dilakukan menyusul meningkatnya eskalasi kekerasan antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak etnis yang berdampak luas terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara. Prabowo, dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN pekan lalu di Jakarta, menyerukan gencatan senjata dan membuka jalur kemanusiaan untuk warga sipil terdampak konflik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami tidak bisa membiarkan kekerasan terus berlarut. Indonesia berkomitmen untuk mendukung penyelesaian damai dan inklusif di Myanmar,” ujar Prabowo dalam konferensi pers usai pertemuan ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM).
Menurut sumber diplomatik, Prabowo telah mengirim utusan khusus ke Naypyidaw dan juga bertemu langsung dengan beberapa tokoh penting dari National Unity Government (NUG) di luar negeri. Langkah ini dinilai sebagai pendekatan konstruktif yang menunjukkan kepemimpinan Indonesia di tingkat kawasan.
Pengamat politik internasional menyebut keterlibatan Prabowo sebagai bentuk diplomasi militer yang efektif. “Prabowo memiliki kredibilitas di mata militer Myanmar, dan pada saat yang sama juga mendapatkan legitimasi sebagai pemimpin terpilih Indonesia. Ini menjadikannya mediator yang unik,” kata Dr. Rina Adityasari, pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia.
Namun, tantangan masih besar. Junta Myanmar hingga kini masih menunjukkan sikap keras terhadap oposisi dan belum seluruhnya membuka ruang negosiasi formal. Meski demikian, upaya Prabowo dianggap sebagai langkah maju yang signifikan setelah stagnasi diplomasi selama lebih dari dua tahun terakhir.
ASEAN sendiri tengah mengkaji pembaruan konsensus lima poin tentang Myanmar, dengan menambahkan mekanisme pemantauan dan sanksi jika diperlukan. Indonesia melalui Prabowo diharapkan memainkan peran sentral dalam menyatukan negara-negara anggota yang masih berbeda pandangan soal pendekatan terhadap Myanmar.
Langkah Prabowo ini juga mendapat dukungan dari negara-negara mitra seperti Jepang dan Uni Eropa yang menilai peran Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang penting dalam isu Myanmar.
Dengan momentum ini, Prabowo tidak hanya menunjukkan kiprahnya dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor diplomatik regional yang proaktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas ASEAN.