5 Pemain Akademi yang Justru Menjadi Legenda Rival Klubnya

Jamie Vardy tipped for sensational La Liga summer move

Dalam dunia sepak bola, rivalitas antar klub ibarat garis api yang memisahkan identitas dan kesetiaan. Namun, sejarah mencatat bahwa beberapa pemain besar justru lahir di akademi satu klub, namun kemudian bersinar dan menjadi legenda di klub rival. Fenomena ini sering memicu rasa sakit di hati fans, sekaligus mempertegas betapa rumitnya jalur karier seorang pemain.

Berikut adalah 5 contoh paling mencolok — di mana “anak kandung” justru jadi “pahlawan musuh”.


🔥 1. Cesc Fàbregas (Barcelona → Arsenal & Chelsea)

  • Akademi: La Masia (FC Barcelona)

  • Legenda di: Arsenal dan Chelsea

  • Detail:
    Fàbregas meninggalkan akademi Barca pada usia 16 tahun untuk bergabung dengan Arsenal. Ia menjadi kapten The Gunners dan simbol permainan menyerang ala Arsène Wenger. Ironisnya, setelah kembali ke Barcelona sebentar, ia berlabuh ke Chelsea, rival sekota Arsenal, dan justru menang Premier League dua kali bersama The Blues.

Reaksi fans Arsenal? Campuran nostalgia dan pengkhianatan.


🔥 2. Gerard Piqué (Manchester United → Barcelona)

  • Akademi: La Masia (Barcelona)

  • Legenda di: Barcelona

  • Tapi…:
    Banyak yang lupa bahwa Piqué memulai karier profesionalnya di Manchester United, klub saingan berat Liverpool dan Arsenal di Inggris. Namun ia gagal mendapat tempat di sana, lalu kembali ke Barca dan menjadi bek tengah ikonik selama lebih dari satu dekade.

Meski bukan legenda United, banyak fans MU yang menyayangkan kepergiannya terlalu dini.


🔥 3. Leonardo Bonucci (Inter Milan → Juventus)

  • Akademi: Internazionale (Inter Milan)

  • Legenda di: Juventus

  • Detail:
    Bonucci hanya mencatat satu penampilan untuk tim utama Inter sebelum dilepas. Tapi bersama Juventus, ia menjelma jadi pilar utama pertahanan BBC (Barzagli-Bonucci-Chiellini) dan memenangkan 8 gelar Serie A. Dia juga jadi simbol era dominasi Juventus yang menyakitkan bagi fans Inter.

Bonucci bahkan beberapa kali mencetak gol ke gawang mantan klubnya, Inter.


🔥 4. Marcos Alonso (Real Madrid → Chelsea & Barcelona)

  • Akademi: Real Madrid

  • Legenda di: Chelsea

  • Detail:
    Alonso hanya tampil sekali untuk Real Madrid sebelum dijual. Setelah menjelajah Eropa, ia mendarat di Chelsea dan menjadi bek kiri andalan dalam sistem 3-4-3 Antonio Conte, memenangkan Premier League dan UEFA Champions League. Ironisnya, pada 2022, ia bergabung ke… Barcelona.

Seorang produk Madrid yang bersinar di Chelsea dan… justru membela musuh abadi Real!


🔥 5. Samuel Eto’o (Real Madrid → Barcelona & Inter Milan)

  • Akademi: Real Madrid B

  • Legenda di: Barcelona

  • Detail:
    Eto’o bergabung ke akademi Madrid di usia muda, tapi tak pernah dipercaya masuk skuad utama. Setelah dipinjamkan ke beberapa klub, ia meledak di Mallorca dan kemudian pindah ke Barcelona, tempat ia mencetak 130+ gol dan memenangkan treble.

Real Madrid kehilangan salah satu striker paling mematikan di era 2000-an.


💥 Mengapa Ini Bisa Terjadi?

Beberapa penyebab umum pemain akademi bersinar di klub rival:

  • Kurangnya kepercayaan di awal karier

  • Manajemen akademi atau pelatih yang gagal melihat potensi jangka panjang

  • Pemain ingin tantangan atau posisi utama

  • Transfer politik atau kebutuhan finansial klub


🎯 Kesimpulan: Sakit Bagi Fans, Pelajaran Bagi Klub

Kisah-kisah di atas membuktikan bahwa kesalahan dalam membina atau mempertahankan talenta akademi bisa menjadi senjata yang berbalik melukai klub itu sendiri. Ketika pemain merasa kurang dihargai atau tak diberi kesempatan, mereka tak segan melangkah ke rival dan menunjukkan bahwa mereka pantas dihormati.