Masa Depan Terbentang di Langit: Bagaimana Internet Satelit Siap Merevolusi  Kehidupan di Daerah Terp

1. Separuh Dunia Masih Belum Terkoneksi

Menurut UNICEF dan ITU, sekitar 1,3 miliar anak usia sekolah (3–17 tahun)—atau sekitar dua pertiga populasi global—masih tidak memiliki akses internet dari rumah. Hal ini menandakan bahwa meski satelit menawarkan harapan, tantangan besar masih ada secara global.
UNICEF UK+1

2. Inisiatif UN “Giga” Fokus pada Sekolah, Bukan per-orang

Inisiatif Giga—kolaborasi antara UNICEF dan ITU—telah berhasil melakukan pemetaan lebih dari 2,1 juta sekolah seluas 138 negara, dan menyambungkan ratusan hingga ribuan sekolah di berbagai wilayah, termasuk Kenya, Rwanda, dan kawasan Karibia.
Wikipedia
Namun, aksesnya difokuskan ke institusi pendidikan, bukan secara langsung ke setiap individu anak melalui satelit.

3. Peran Penyedia Komersial Seperti Starlink

Penyedia satelit seperti Starlink telah melayani jutaan pengguna dan menyediakan konektivitas hingga ke 140 negara, termasuk area terisolasi. Namun, data spesifik mengenai berapa banyak anak yang mendapatkan akses melalui satelit ini belum tersedia.
Wikipedia


Ringkasan: Apa Kata Data?

Klaim Status saat ini
Anak terhubung via satelit Tidak ada data spesifik jumlah global
Akses internet anak (umum) 1,3 miliar masih belum terhubung di rumah
Mahasiswa di sekolah terhubung Ratusan ribu sekolah telah terkoneksi via Giga
Jangkauan satelit (misalnya Starlink) Beberapa juta pelanggan, bukan khusus anak-anak

Kesimpulan

Teknologi satelit memang menjadi harapan kuat menutup kesenjangan digital—terutama di daerah terisolasi dan di sekolah. Namun, mengatakan “jutaan anak terhubung via satelit luar negeri” belum didukung oleh data publik solid.

Transformasi ini tengah berlangsung—dengan satelit sebagai pendorong utama—tapi perlu diikuti oleh kebijakan inklusif agar manfaat merata ke anak-anak dunia.